Ada cahaya baru yang membias lurus
Lewati persinggahanku
Ada siratan terang pembawa terang
Membuat mata ini sulit berkedip
Bersembunyi dibalik tirai pagi
Tuk lihat indah senyuman mentari
Dari arah timur
Kilaunya cerahkan semangat baru
Tuk lalui hati ini
Esok dan seterusnya
Sungguh......
Kini rinai yang malang pembawa kelam
Tak lagi naungi ubunku
Selasa, 20 Oktober 2009
Minggu, 18 Oktober 2009
KERINDUANKU
Saat kupejamkan mata
Seketika pikiranku tertuju
Padamu
Kukhayalkan saat indah
Bersamamu
Sekejap rasa itu pun hadir
Rasa rindu yang sekian lama
Terpendam
Derasnya hujan pertanda begitu
Derasnya kerinduanku
Tak kusadari begitu cepatnya
Waktu bergulir
Namun hadirmu tak temani diriku
Hanya wajahmu yang datang
Membayangiku
Dan kehampaan yang kian hari
Kian menjelma
Menjadi sebuah kerinduan
Yang begitu menyesakkan dada
Resah,gundah dan gelisah itu
Yang kurasa
Betapa ingin kutepis semua,
Namun tak bisa
Semua rasa rinduku membuatku
Tak berdaya
Hanya kehadiranmu yang dapat
Menguatkanku
Dan hanya dengan kasih
Sayangmu cinta.............
Seketika pikiranku tertuju
Padamu
Kukhayalkan saat indah
Bersamamu
Sekejap rasa itu pun hadir
Rasa rindu yang sekian lama
Terpendam
Derasnya hujan pertanda begitu
Derasnya kerinduanku
Tak kusadari begitu cepatnya
Waktu bergulir
Namun hadirmu tak temani diriku
Hanya wajahmu yang datang
Membayangiku
Dan kehampaan yang kian hari
Kian menjelma
Menjadi sebuah kerinduan
Yang begitu menyesakkan dada
Resah,gundah dan gelisah itu
Yang kurasa
Betapa ingin kutepis semua,
Namun tak bisa
Semua rasa rinduku membuatku
Tak berdaya
Hanya kehadiranmu yang dapat
Menguatkanku
Dan hanya dengan kasih
Sayangmu cinta.............
Jumat, 16 Oktober 2009
SENJA DISORE HARI
Senja disore hari begitu cepat berlalu
Sama seperti hari-hari yang telah kulalui
Tanpa adanya dirimu
Langit seakan berbicara kepadaku
Apa yang kau pikirkan?
Aku merasa aku ini bagai kertas yang
Kosong
Yang berharap akan ada orang
Yang mewarnai kertas itu dengan
Tulisannya
Sahabat......,aku tak tahu ada apa dengan
Diriku ini
Hanya saja,sampais ekarang aku belum
Bisa mempercayai dirimu
Padahal......telah begitu banyak perhatian
Yang kau berikan untukku
Ah......kenapa aku tak bisa mengerti
Ada apa dibalik semua ini?kenapa?
Kubertanya kepada langit,pada
Senja disore hari
Namun mereka tetap diam saja
Seakan -akan mereka tak bisa memberikan
Sebuah jawaban untukku
Ingin rasanya aku berlari
Berlari.......dan terus berlari tanpa henti
Berharap aku tak akan menghadapi
Semua ini
Walaupun dengan hati yang kacau
Sama seperti hari-hari yang telah kulalui
Tanpa adanya dirimu
Langit seakan berbicara kepadaku
Apa yang kau pikirkan?
Aku merasa aku ini bagai kertas yang
Kosong
Yang berharap akan ada orang
Yang mewarnai kertas itu dengan
Tulisannya
Sahabat......,aku tak tahu ada apa dengan
Diriku ini
Hanya saja,sampais ekarang aku belum
Bisa mempercayai dirimu
Padahal......telah begitu banyak perhatian
Yang kau berikan untukku
Ah......kenapa aku tak bisa mengerti
Ada apa dibalik semua ini?kenapa?
Kubertanya kepada langit,pada
Senja disore hari
Namun mereka tetap diam saja
Seakan -akan mereka tak bisa memberikan
Sebuah jawaban untukku
Ingin rasanya aku berlari
Berlari.......dan terus berlari tanpa henti
Berharap aku tak akan menghadapi
Semua ini
Walaupun dengan hati yang kacau
IDIH......
Satu puisi lagi
Ya betapa aku ngebet
Ingin menulis satu puisi lagi untukmu
Sebelum maghrib datang
Kamu kan tau
Hanya dengan puisi aku
Bisa membuka isi hatiku untukmu
Aku sudah kehilangan bianglala
Aku sudah tak punya bias biru danau
Aku kehabisan camar-camar berterbangan
Aku bokek akan tetes-tetes embun diujung daun
Aku tak punya segala keindahan lagi
Untuk dipersembahkan padamu
Jadi maaf kalau puisiku
Seperti tulisan anak TK
Tapi aku ingin menulis
Puisi untukmu
Indah atau tidak indah
maka izinkan aku
Menulis puisi untukmu
Walau tak indah
Tapi percayalah
Ini puisi terbaik yang pernah kutulis
Dan kupersembahkan
Pada satu-satunya perempuan
Yaitu kamu
Jadi boleh kan aku
Menulis puisi sekarang......
Ya betapa aku ngebet
Ingin menulis satu puisi lagi untukmu
Sebelum maghrib datang
Kamu kan tau
Hanya dengan puisi aku
Bisa membuka isi hatiku untukmu
Aku sudah kehilangan bianglala
Aku sudah tak punya bias biru danau
Aku kehabisan camar-camar berterbangan
Aku bokek akan tetes-tetes embun diujung daun
Aku tak punya segala keindahan lagi
Untuk dipersembahkan padamu
Jadi maaf kalau puisiku
Seperti tulisan anak TK
Tapi aku ingin menulis
Puisi untukmu
Indah atau tidak indah
maka izinkan aku
Menulis puisi untukmu
Walau tak indah
Tapi percayalah
Ini puisi terbaik yang pernah kutulis
Dan kupersembahkan
Pada satu-satunya perempuan
Yaitu kamu
Jadi boleh kan aku
Menulis puisi sekarang......
MISTERI HATI
Kusapa malam
Dalam kebekuan hati
Betapa rindunya aku
Akan belainya
Begitu sulit kutemukan hatinya
Hingga kuharus duduk
Bersimpuh pada cintaku sendiri
Aku telah ditaklukkan oleh cinta
Membutakan mata hati
Mengaburkan logika
Dan sisi negatif yang kau punya
Aku meronta dalam rinduku
Hanyut daalm mimpi-mimpi palsu
Yang membelenggu diriku
Tapi kau masih begitu dingin
Untukku
Tidak sejenak pun hatimu
Menyapaku
Dan aku tak mengerti diam pun itu
Cintakah itu,bencikah atau hanya
Rasa biasa
Sungguh,aku kini lelah dengan
Harapan
Aku juga lelah dalam pencarian
Hatimu
Kau memang penuh misteri
Dalam kebekuan hati
Betapa rindunya aku
Akan belainya
Begitu sulit kutemukan hatinya
Hingga kuharus duduk
Bersimpuh pada cintaku sendiri
Aku telah ditaklukkan oleh cinta
Membutakan mata hati
Mengaburkan logika
Dan sisi negatif yang kau punya
Aku meronta dalam rinduku
Hanyut daalm mimpi-mimpi palsu
Yang membelenggu diriku
Tapi kau masih begitu dingin
Untukku
Tidak sejenak pun hatimu
Menyapaku
Dan aku tak mengerti diam pun itu
Cintakah itu,bencikah atau hanya
Rasa biasa
Sungguh,aku kini lelah dengan
Harapan
Aku juga lelah dalam pencarian
Hatimu
Kau memang penuh misteri
MENARI KUPU-KUPU
Hai......
Itu kata pertama
Yang kau ucapkan
Saat kita berjumpa
Kau ikat indah
Rambut ikalmu
Dengan seutas pita
Berwarna merah jambu
Senyum manismu terus
Mengembang
Seperti bunga mawar di
Musim semi
Kaki telan jangmu
Berjinjit-jinjit
Diantara jalan yang panas
Tersengat terik matahari
Tapi seakan kau tak peduli
Kau terus berlari-lari
Kesana kemari
Bersenandung lirih
Menikmati indahnya alam
Dan menari kupu-kupu
Itu kata pertama
Yang kau ucapkan
Saat kita berjumpa
Kau ikat indah
Rambut ikalmu
Dengan seutas pita
Berwarna merah jambu
Senyum manismu terus
Mengembang
Seperti bunga mawar di
Musim semi
Kaki telan jangmu
Berjinjit-jinjit
Diantara jalan yang panas
Tersengat terik matahari
Tapi seakan kau tak peduli
Kau terus berlari-lari
Kesana kemari
Bersenandung lirih
Menikmati indahnya alam
Dan menari kupu-kupu
BERSAMAMU,BERSAMAKU
Uraian cintamu tersibak penuh
Kepastian
Melebur bersama cintaku berjenis
Kerinduan
Seperti wangi lavender
Dengan dipadukan kayu cedar
Bersamamu semua jauh lebih
Indah
Bersamaku dunia akan berlutut
Ramah
Jejak-jejak kemanisan masih
Membekas
Terbungkus rapi dalam kotak
Kedamaian
Seperti pluto yang menghilang
Tapi tetap dikenang
Bersamamu,bersamaku......
Diruang hati paling tentram
Penuh dengan kebahagiaan
Bersamamu,bersamaku......
Semua seperti khayalan
Yang sirna bila kau dan aku
Menghilang
Tertiup angin kencang
Memusnakan......segalanya
Kepastian
Melebur bersama cintaku berjenis
Kerinduan
Seperti wangi lavender
Dengan dipadukan kayu cedar
Bersamamu semua jauh lebih
Indah
Bersamaku dunia akan berlutut
Ramah
Jejak-jejak kemanisan masih
Membekas
Terbungkus rapi dalam kotak
Kedamaian
Seperti pluto yang menghilang
Tapi tetap dikenang
Bersamamu,bersamaku......
Diruang hati paling tentram
Penuh dengan kebahagiaan
Bersamamu,bersamaku......
Semua seperti khayalan
Yang sirna bila kau dan aku
Menghilang
Tertiup angin kencang
Memusnakan......segalanya
Rabu, 14 Oktober 2009
GETIR
Waktu embun bersembunyi
Menghindari siang
Ia tak ingin beningnya sirna
Mungkin ia tak ingin benih cinta
Yang dikandungnya habis ditelan terik......
Waktu mentari membakar
Tetes embun diujung daun
Ia menyadari waktu telah usai
Hidup harus berganti,dan
Terus berjalan......
Aku ingin mencintai,dengan lebih sederhana
Seperti mentari pada embun;yang
Menggantung dipucuk dedaunan
Dan membuatnya tiada......
Menghindari siang
Ia tak ingin beningnya sirna
Mungkin ia tak ingin benih cinta
Yang dikandungnya habis ditelan terik......
Waktu mentari membakar
Tetes embun diujung daun
Ia menyadari waktu telah usai
Hidup harus berganti,dan
Terus berjalan......
Aku ingin mencintai,dengan lebih sederhana
Seperti mentari pada embun;yang
Menggantung dipucuk dedaunan
Dan membuatnya tiada......
ISYARAT
Selalu hanya engkau pada akhirnya
Menuntunku dalam gelap tak berjarak
Dingin angin meremuk tulang
Dan lendir bercecer ditiap langkah berpijak
Pada selinap isyarat-isyarat
Mengalir kau bersama darah
Memagut ruang-ruang harap
Ruang-ruang hampa tak bertuan
Pada syair-syair dibacakan
Rohku menggeletar
Tuhan......
Aku pada pihakmu
Selalu pada pihakmu......
Kata-kata terbentur dilidah
Hanya terbentur dilidah
Kata-kata tak mengaliri hati
Hati telah kosong didera petaka
Mengapa keinginan kerap berpihak
Pada bencana
Menistakan rintih kalbu
Menisbikan selaksa petuah
Sebegitu aku ingin mendekatimu
Sebegitu jauh aku enyah darimu
Tuhan......
Jangan pergi dariku
Jangan tingalkan aku......
Isyarat-isyarat telah dinyalakan
Pada belalak mata dan nganga jiwa
Wajahku membentur bias terang
Silau hatiku akan rahmat-Mu
Disini dan dimanapun
Pada akhirnya
Hanya engkau yang setia menemaniku
Tuhan......
Aku sujud padamu
Hanya padamu......
Menuntunku dalam gelap tak berjarak
Dingin angin meremuk tulang
Dan lendir bercecer ditiap langkah berpijak
Pada selinap isyarat-isyarat
Mengalir kau bersama darah
Memagut ruang-ruang harap
Ruang-ruang hampa tak bertuan
Pada syair-syair dibacakan
Rohku menggeletar
Tuhan......
Aku pada pihakmu
Selalu pada pihakmu......
Kata-kata terbentur dilidah
Hanya terbentur dilidah
Kata-kata tak mengaliri hati
Hati telah kosong didera petaka
Mengapa keinginan kerap berpihak
Pada bencana
Menistakan rintih kalbu
Menisbikan selaksa petuah
Sebegitu aku ingin mendekatimu
Sebegitu jauh aku enyah darimu
Tuhan......
Jangan pergi dariku
Jangan tingalkan aku......
Isyarat-isyarat telah dinyalakan
Pada belalak mata dan nganga jiwa
Wajahku membentur bias terang
Silau hatiku akan rahmat-Mu
Disini dan dimanapun
Pada akhirnya
Hanya engkau yang setia menemaniku
Tuhan......
Aku sujud padamu
Hanya padamu......
Kamis, 08 Oktober 2009
EGO
Merayap dalam senyap
Aku terseret tungkai malam;siapa
Menindihku dengan dosa meratap
Jam yang menyeret langkah ngilu
Berhenti dibibir sembilu......
Melayang arus tak bertepi
Terombang-ambing riak kesumat
Aku khianat
Pada kodrat
Takdir meleleh nanah......
Angin gelisah menggertap;jeruji-jeruji
Dinding-dinding
Terperangkap labirin
Tak kuasa pergi
Tak kuasa kembali
Roboh......
Aku terseret tungkai malam;siapa
Menindihku dengan dosa meratap
Jam yang menyeret langkah ngilu
Berhenti dibibir sembilu......
Melayang arus tak bertepi
Terombang-ambing riak kesumat
Aku khianat
Pada kodrat
Takdir meleleh nanah......
Angin gelisah menggertap;jeruji-jeruji
Dinding-dinding
Terperangkap labirin
Tak kuasa pergi
Tak kuasa kembali
Roboh......
JANJI
Terikat pada janji
Setia sampai mati
Atau hanya mulut yang menganga
Dengan segala omong kosong
Gelap dan basi
Janji yang mencapai bukti
Adalah indahnya menyibak rambutmu
Dan mereguk bibirmu
Yang mengelopak senyum
Janji siapa yang mengental
Diujung dedaunan itu
Menunggumu dan bertahan
Sampai semuanya pergi
Tapi tak ada yang datang
Menghampirinya......
Aku lelah dan tertidur
Janjimu menggerayangi mimpiku......
Setia sampai mati
Atau hanya mulut yang menganga
Dengan segala omong kosong
Gelap dan basi
Janji yang mencapai bukti
Adalah indahnya menyibak rambutmu
Dan mereguk bibirmu
Yang mengelopak senyum
Janji siapa yang mengental
Diujung dedaunan itu
Menunggumu dan bertahan
Sampai semuanya pergi
Tapi tak ada yang datang
Menghampirinya......
Aku lelah dan tertidur
Janjimu menggerayangi mimpiku......
Rabu, 07 Oktober 2009
USIA
Hanya waktu berdetak
Sia-sia
Kemana akan berlabuh
Apa yang sudah kau tempuh......
Adalah waktu berdetak
Sempurna
Kau yang tentukan......
Sia-sia
Kemana akan berlabuh
Apa yang sudah kau tempuh......
Adalah waktu berdetak
Sempurna
Kau yang tentukan......
PINTU
Setelah lagu itu berhenti
Setelah ciuman itu berakhir
Setelah percumbuan
Tersisa erangan
Kemana kau akan pergi
Wajah apa yang akan kau kenakan
Setelah ciuman itu berakhir
Setelah percumbuan
Tersisa erangan
Kemana kau akan pergi
Wajah apa yang akan kau kenakan
FATAMORGANA
Kata-kata yang
Terserak di pasir
Tak kutemui lagi jejaknya
Seperti tapak kita
Yang semula memberi tanda sepanjang pesisir
Laut bergairah bagai hatimu
Tapi tak kurasakan kehangatan itu lagi
Hanya diammu yang kurasakan
Dan pikiranmu yang mengembara entah kemana
Kau seperti tak ada lagi disisiku
Dengan siapa aku melangkah
Sudah sejak lama aku menjadi asing
Waktu kutengok matahari
Hanya sepimu yang mengiringiku
Kita tumpahkan semua kesah
Disini
Diantara sejuta pasir pesisir
Diantara guguran daun bakau
Diantara tarian kepiting dan mangrove
Tak perlu ada tangis
Diantara kita
Tatkala kau putuskan untuk pergi
Semampuku aku
Akan menjadikanmu batas kenangan
Aku tau
Aku akan gagal......
Terserak di pasir
Tak kutemui lagi jejaknya
Seperti tapak kita
Yang semula memberi tanda sepanjang pesisir
Laut bergairah bagai hatimu
Tapi tak kurasakan kehangatan itu lagi
Hanya diammu yang kurasakan
Dan pikiranmu yang mengembara entah kemana
Kau seperti tak ada lagi disisiku
Dengan siapa aku melangkah
Sudah sejak lama aku menjadi asing
Waktu kutengok matahari
Hanya sepimu yang mengiringiku
Kita tumpahkan semua kesah
Disini
Diantara sejuta pasir pesisir
Diantara guguran daun bakau
Diantara tarian kepiting dan mangrove
Tak perlu ada tangis
Diantara kita
Tatkala kau putuskan untuk pergi
Semampuku aku
Akan menjadikanmu batas kenangan
Aku tau
Aku akan gagal......
WAKTU
Menderu
Dan senantiasa kuburu......
Memahat cinta dalam kelam
Menggapai asa pada tujuan
Waktu......
Tak pernah surut
Selalu beringsut......
Dalam rahasia waktu
Menabur benih kegigihan
Atau terbenam sia-sia......
Dan senantiasa kuburu......
Memahat cinta dalam kelam
Menggapai asa pada tujuan
Waktu......
Tak pernah surut
Selalu beringsut......
Dalam rahasia waktu
Menabur benih kegigihan
Atau terbenam sia-sia......
Langganan:
Postingan (Atom)