Sebuah fatamorgana kerinduan terbelenggu belaian bunda
Tanpa kabar doa senandung sapa
Ketika subuh suara sayup-sayup membisik telingaku
Seperti bulan yang tersenyum pada malam kabut,
Membiarkan cahaya
Dan membelai awan hitam yang membalut gelapnya malam
Kala temaram diculik jingganya fajar dan matahari
Mulai mengintip
Pagi dikotaku,mata tak terpejam seperti
Bermimpikan khayal
Mengoyak-ngoyak rasa yang ada hingga melebur
Dengan detak didada
Meski,matahari tak lelah bergelantungan dilangit biru
Dan teriknya menembus awan-awan pagi
Aku ingin kembali kemalam tadi sambil menanti subuh
Sang pujangga hati
Tak pernah ada kisah
Duduk ditaman dikelilingi oleh lilin-lilin suci
Sambil berteduh dibawah pohon yang tetap tulus
Sebagai saksi bisu atau berdua ditepi pantai,duduk
Mesra menutup senja malam yang ditemani suara ombak
Angin laut dan secangkir minuman hangat untuk berdua
Sepertinya semua tak ada dan takkan pernah ada
Karena waktu dan takdir yang tak bersahabat
Jumat, 15 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar